Direktur Jenderal Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto menegaskan lembaga pendidikan tidak boleh hanya fokus pada teknis atau hard skill. Lembaga pelatihan vokasi juga harus memperhatikan soft skill dan karakter.
Wikan juga mengingatkan, lembaga VET harus mampu menghasilkan tenaga profesional
yang berkarakter kuat, soft skill yang kuat, dan hard skill yang kuat.
Hal tersebut ditegaskan Dirjen Vokasi dalam seminar “Stadion Generale – Chapter 1: Switzerland” bertajuk “Memperkuat Kemitraan Internasional Indonesia untuk Pendidikan dan Pelatihan Vokasi” pada Selasa (12 Oktober 2021).
Seminar ini diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan dan Orientasi Ekonomi dan Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
“Itu adalah konsep yang harus kita tanamkan. Soft skill dan hard skill harus dibawa oleh orang-orang
yang bekerja secara seimbang. Kompetensi berasal dari karakter, soft skill dan hard skill,” ujar Wikan.
Dunia profesional Indonesia akan menghadapi banyak tantangan di masa depan, terutama yang berkaitan dengan industri. Oleh karena itu, Wikan meyakini bahwa kerjasama internasional merupakan aspek penting dalam menjawab tantangan tersebut.
Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan di email Anda.
email pendaftaran
“Upaya menghubungkan dan menyelaraskan pendidikan dan industri harus dimulai dengan membangun integritas, komitmen, kepercayaan dan manfaat industri,” kata Wikan.
Belajar dari pelatihan kejuruan Swiss
Presiden EURO-PRO (Asosiasi Profesional Pendidikan Tinggi Eropa) Urs Keller
mengatakan dalam kuliahnya bahwa keberhasilan sistem pelatihan kejuruan Swiss diciptakan melalui kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan, pemerintah pusat dan daerah dan asosiasi industri.
Baca juga: Mendikbud, Ristek Bidik Cepat Lulus Profesional Masuk Ekonomi
Tingkat pengangguran lulusan SMK mencapai 45 persen, terendah dibandingkan lulusan sekolah lain di Swiss, termasuk universitas. Ini berarti bahwa lulusan profesional di Swiss diterima dengan sangat baik oleh industri.
“Profesional kami juga paling dicari dan paling memenuhi kebutuhan dunia industri. Mereka bahkan mendapatkan gaji yang mirip dengan akademisi, tetapi sebenarnya terlibat dalam sebagian besar proyek di industri, ”kata Keller.
LIHAT JUGA :
https://nac.co.id/
https://futsalin.id/
https://evitdermaclinic.id/
https://kabarsultengbangkit.id/
https://journal-litbang-rekarta.co.id/
https://jadwalxxi.id/
https://www.greenlifestyle.or.id/
https://www.kopertis2.or.id/
https://rsddrsoebandi.id/
https://www.ktb-mitsubishimotors.co.id/
https://www.topijelajah.com/
https://mesinmilenial.com/